p

Tuesday, April 13, 2010

Pilih Anak Atau Suami?

Bulan maret 2010 pas di hari ulang tahun anak perempuanku tiba-tiba Hp ku bergetar aku lihat ternyata dari temanku Maya. Dia mengabarkan kalau mantan suami keduaku yang di Belanda akan menikah lagi. Aku bilang, ”Selamat deh dengan perkawinannya” memang Maya dan mantan suamiku yang di Belanda satu kota dan satu gereja tentu jadi tahu apa yang terjadi dengan keluarga mantan suamiku itu.

Tidak terasa sudah sepuluh tahun berlalu aku berpisah dengan mantan suami kedua ku itu dan ternyata dalam sepuluh tahun itu dia baru akan menikah lagi dengan orang Indonesia yang katanya kenal lewat internet menurut gosip yang aku dengar sih begitu..hahaha...Ceritanya sih dia itu CyberLove. Aku mendengar kalau tahun kemarin memang mantan suamiku yang di Belanda itu ke Indonesia menemui ceweknya yang katanya seorang guru di Indonesia untuk kopdar. Memang mantan suami keduaku itu suka banget sama perempuan Indonesia daripada perempuan Belanda. Alasannya kalau perempuan Belanda enaknya hanya buat dipacarin saja bukan untuk dijadikan istri katanya.
Setelah pulang dari pesta ulang tahun anakku sampai rumah karna belum ngantuk aku buka FB ternyata ada message dari bekas kakak iparku yang di Indonesia. Dia juga mengabarkan kalau mantan suamiku yang di Belanda akan menikah lagi dengan orang Semarang. Bekas kakak iparku juga bertanya padaku ”Kapan lu nyusul kawin?” Hahaha.. aku jadi ketawa membaca pertanyaan bekas kakak ipar ku itu. Dalam hati, kawin sih sering kalau nikah lagi mah nggak kepikiran deh saat ini..hahaha..LOL
Mantan suamiku yang di Belanda serta keluarganya memang nggak tahu dimana aku tinggal juga nggak tahu nomer telepon ku, tapi mereka tahu kalau aku tinggal di Friesland. Aku memang putus kontak dengan mantan suamiku yang di Belanda walau dia pernah mencoba ingin ketemu aku lewat pengacaraku ketika masih dalam proses perceraian tetapi aku menolaknya. Karna aku memang nggak mau ketemu dia,kalau aku memutuskan ketemu dia saat itu takutnya malah aku dan dia nggak jadi bercerai lagi karna memang mantan suamiku yang di Belanda nggak mau bercerai sama aku. Bisa-bisa nanti aku malah berubah pikiran kalau sudah bertatapan muka..hahaha.. dari itu aku tidak ingin menemuinya biar didampingin oleh pengacara ku dan pengacara dia tetap aku menolaknya untuk bertemu titik.
Oh iya, seperti yang aku pernah ceritakan kalau mantan suamiku yang di Indonesia dengan mantan suamiku yang di Belanda masih saudara sepupu jadi kedua bekas mertuaku adik-kakak.Bedanya aku berhubungan baik dengan mantan suami dan mertuaku yang di Indonesia, tetapi aku tidak berhubungan baik dengan mantan suami dan mertua ku yang di Belanda. Alasannya sih karna hati dan sifat kedua mertua ku berbeda banget biar mereka adik-kakak, soalnya bekas mertua ku yang di Belanda bener-bener judes kaya nenek sihir aku memang manggil mantan mertua yang di Belanda nenek sihir. Mertua ku yang di Belanda memang terkenal judes bukan hanya denganku saja juga dengan saudara-saudara yang di Indonesia atau Belanda sudah terkenal kejudesannya.
Setelah aku menetap di Belanda selama 4 tahun aku baru mengambil anakku di Indonesia karna mertuaku sudah sakit sakitan beberapa kali mejalani operasi jantung dari itu aku boleh mengambil anakku yang dari bayi dirawat mertuaku. Sejak aku menjemput anakku dari Indonesia dua-tiga tahun kemudian ada perubahan yang terjadi dalam rumah tanggaku. Mantan suamiku yang di Belanda ternyata lama-lama cemburu dengan kehadiran anak-anakku didalam rumah tanggaku. Padahal anakku masih keponakannya seandainya aku tidak menikah dengan dia. Anaku dan mantan suamiku yang di Belanda itu tentu masih ada hubungan keluarga.
Hari-hari ku dalam rumah tangga lama-lama semakin tegang saja yang ada ribut terus. Apalagi selama tujuh tahun aku menikah dengan dia nggak hamil-hamil sedangkan mantan suamiku yang di Belanda pengen banget punya anak, karna dia sampai saat ini memang tidak pernah punya anak. Sedangkan aku memang nggak mau hamil dan punya anak lagi itu keputusanku nggak bisa di ganggu gugat.
Sama seperti waktu aku menjalin cinta dengan My V (masih ingat artikelku "Dia Ingin Aku Hamil?)ketika aku sudah bercerai dengan mantan suamiku yang di Belanda itu, aku juga memutuskan berpisah dari My V setelah lima tahun bersamanya karna dia ingin aku hamil ..weks.. serem deh aku membayangkan perut buncit di Belanda yang semua serba sendiri tidak seperti di Indonesia masih ada ortu dan pembantu. Dan juga biar aku pernah melahirkan dua anak jujur aku tidak punya pengalaman dalam mengurus bayi, kedua anakku Babysiter dan mertuaku yang merawat waktu itu. Semua bukan kemauanku tetapi karna mertua terlalu sayang dengan cucu dalamnya itu, buatku saat itu sih enak saja habisnya aku juga masih muda banget waktu melahirkan anak pertama.
Yang tadinya sebelum kehadiran anakku hubungan rumah tangga ku romantis dan harmonis. Kami berdua bisa bebas bercinta didalam rumah tanpa terganggu oleh siapapun. Dimana pun kami lagi kepengen bercinta didalam rumah bisa dilakukan saat itu dengan bebas, juga jeritan-jeritan dan desahan-desahan kami berdua ketika bercinta bebas bersuara tanpa takut didengar siapapun..hahaha...Kami bebas nude setelah selesai bercinta berjalan ke kamar mandi tanpa takut dilihat oleh siapapun. Tetapi sejak kehadiran anakku didalam rumah tangga tentu semua itu tidak bisa kami lakukan lagi.
Perhatianku pun jadi bercabang tidak bisa 100 persen untuk suamiku karna anakku kan baru tinggal di Belanda. Otomatis aku harus selalu membingbing anakku dan mengantar anakku kesana kemari sampai anakku bisa mengerti dan mandiri. Dan untungnya anakku cepat bisa beradaptasi walau sempat juga menangis minta pulang lagi ke Indonesia karna anakku belum bisa ngomong bahasa Belanda dan belum masuk sekolah semua masih harus menunggu. Aku pun membujuk anakku kalau sudah masuk sekolah pasti betah karna akan banyak teman di sekolah pasti anakku akan lupa Indonesia. Dan benar saja pas sudah masuk sekolah anakku senang katanya ”Gurunya di Belanda baik-baik tidak seperti guru di Indonesia galak-galak”…hahaha..tapi kalau dipikir-pikir emang bener guru di Indonesia galak-galak Killer semua, iya kan? Dan antara aku dan anakku harus belajar kenal satu sama lain, walau dia anakku dan aku ibunya tetapi karna dari kecil aku tidak merawatnya sudah pasti ada rasa kagok juga terhadap anakku. Apalagi aku nggak bisa masak waktu itu, kalau aku masakin anakku pasti bilang gini ”Mami gak bisa masak,enakan masakan Ama” hahaha…pokok semuanya enakan masakan Ama. Tetapi sekarang anakku sudah bisa memuji aku, kalau masakanku enak lho, mungkin lidah anakku sudah terbiasa dengan masakan ku..hihihi.
Selagi anakku sudah betah tidak menangis minta pulang lagi ke Indonesia justru suamiku yang di Belanda menginginkan agar anakku di kembalikan lagi ke Indonesia..weleh..weleh..tentu aku mengajak dia perang deh akhirnya, hampir tiap hari kami ribut berantem masalah anakku. Padahal anakku baik-baik dan tahu diri biar bagaimana anakku adalah anak Indonesia masih tahu sopan santun lah.
Sampai satu kali kesalahan suamiku yang tidak akan pernah aku lupakan dan aku maafkan dari itu aku memutuskan bercerai dan meninggalkannya. Suatu kali di saat winter mana dingin lagi, salju tebalnya minta ampun disaat aku sedang kerja aku mendapat telepon dari anakku katanya, ”Mami Cici sama Dede pulang sekolah nggak bisa masuk rumah dikunciin dari dalam, sekarang Cici dan Dede ada dirumah teman”. Waah aku bener-bener panas hati saat itu pengen cepat pulang aja dari tempat ku bekerja untuk mendamprat suamiku. Anakku hanya punya kunci belakang karna buat mereka lebih gampang masukin sepeda, kebetulan gudangku nyambung bisa masuk kedalam rumah. Anakku nggak punya kunci pintu depan, ternyata pintu belakang dirantai dari dalam sama suamiku jadi anakku nggak bisa buka pintu dari luar.
Bisa bayangkan deh saat itu salju tebal dinginnya minta ampun untung saja kedua anakku bisa duduk dirumah temannya dan dikasih makan sama orangtua temannya, tidak mati kedinginan. Pulang kerja aku langsung berantam dan ribut besar sama suamiku ..eeh ..malah galakan dia..hahaha..sialan banget deh kalau ingat..uuh!
Setelah aku pikir baik-baik aku memutuskan untuk bercerai dengan suamiku yang di Belanda. Karna aku dan suamiku sering ribut anak-anakku jadi merasa tidak enak dan minta pulang ke Indonesia saja. Tentu aku keberatan dan aku janji pada anakku kalau aku akan melindungin mereka semua akan baik-baik saja “Mami janji” aku bilang pada anakku. Aku lebih memilih kehilangan suami daripada kehilangan anakku darah daging ku sendiri. Masa aku mau kembalikan lagi ke Indonesia kedua anakku, sementara aku sudah lama banget merindukan anakku untuk bisa aku rawat agar aku bisa dekat dengan anakku yang selama ini aku nggak pernah rasakan bertahun-tahun.
Bisa dibayangkan bagaimana rindunya seorang ibu pada anaknya selama ini hanya aku sendiri yang tahu dan merasakan, walau selama bertahun tahun aku sepertinya tidak ada masalah karna aku tahu waktu itu aku nggak bisa melawan suamiku ayahnya anak-anakku dan mertuaku, maka aku biarkan anakku dirawat mereka hanya aku nggak mau ribut saja waktu itu dan juga mertuaku yang di Indonesia sangat baik dan sayang sama aku juga kedua kakak iparku.
Kokiers gitu aja curhatku sengaja aku tulis ingin membagi kisahku ini, karna setiap pengalaman hidup seseorang pasti menarik untuk dibaca. Dan juga orang yang suka kawin cerai itu tidak selalu negative pasti masing-masing setiap orang punya alasan yang kuat kenapa harus memilih bercerai daripada mempertahankan perkawinannya.
Groetjes
L.R.D (detik.com)

No comments:

Post a Comment