p

Monday, January 31, 2011

Belajar Dari Mesir ( egypt ) & Tunisia

Revolusi yang tengah terjadi di Mesir & Tunisia merupakan wujud betapa besarnya energi kekuatan rakyat. Pemimpin paling besar yang paling mempunyai pengaruh pada suatu negara adalah RAKYAT. Jika ia bersatu dan menginginkan sesuatu apapun dapat dilakukan. Itulah penampakan People Power dimana "Suara Rakyat Adalah Suara Tuhan" sebagaimana dulu pernah di sampaikan oleh Bungkarno. Maka dari itu Jangan pernah mempermainkan Rakyatt...!!!

Secara Geografis, politik, ekonomi, maupun liga, Mesir dan Tunisia tidak sama. Tetapi, melihat perilaku dan gerakan domenstran yang berlangsung di sana rasanya seperti melihat pemandangan yang terjadi di Tunia tempo hari. Yang membedakan hanya jumlah penduduknya. Mesir memiliki jumlah penduduk sekitar 8o juta, sedangkan dibandingkan dengan Tunisia yang hanya 10 juta. Sehingga jika sampai terjadi kerusuhan, efeknya Mesir pasti jauh lebih besar dan luas dibandingkan yang terjadi di Tunisia.

Berikut pendapat beberapa tokoh, mengenai peristiwa yang terjadi di mesir dan tunisia :

"Dengan kejadian di Mesir dan Tunisia menjadi pelajaran bagi rezim yang berkuasa agar tidak bermain-main dengan kekuasaan," katanya seraya berharap kejadian tersebut tidak menimpa Indonesia.
"Hal ini dianggap sebagai upaya membangun feodalisme, dinasti. Apalagi, kemudian pemerintahnya sendiri tidak selalu baik, tidak berprestasi, bermanfaat bagi kesejahteraan rakyatnya
( Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin )

"Tiga hal yang membuat negeri-negeri itu mengalami perlawanan dari dalam, Kekebasan/demokrasi kurang, masalah korupsi, atau masalah ekonomi terutama pangan," tegas Kalla.
"Dari kekebabasan demokrasi, banyak dan bahkan berlebih. Mungkin potensinya yakni gejolak pangan, meningkatkan kemiskinan dan pengangguran dan juga jika korupsi tidak dituntaskan. Mesir dan Tunisia itu juga karena mengalami pengaruh krisis pangan,"
( Jusuf Kalla - mantan Wakil Presiden RI )

"Bahwa kita boleh berbeda pendapat, tapi bangunan ini tidak boleh diruntuhkan," kata Pramono Anung. Krisis di Timur Tengah dinilai tak akan mempengaruhi Indonesia
( Pramono Anung -Wakil Ketua DPR RI )

" tidak tertutup kemungkinan fenomena seperti itu menular ke negara-negara lainnya di Timur Tengah. Dan tidak hanya terbatas kepada negara berlandaskan Republik saja, tetapi juga bisa terjadi di negara Monarki."
"keurushan yang melanda Mesir saat ini merupakan dampak berbagai masalah. Seperti kemisknan yang meluas, pengangguran yang bertambah serta harga bahan pangan yang mahal. semua itu dikombinasikan dengan dengan sikap otoriter dan korupsi yang berkembang di pemerintahan Mesir. "
( Azyumardi Azra - Cendikiawan Muslim )

"Dampak konflik di Mesir perlu diwaspadai. Walaupun pengaruh ke kita masih sangat kecil karena volume perdagangan kita dengan mereka sangat kecil, kalau menyebar ke negara lain, itu berbahaya"
"konflik di Mesir kemungkinan akan berdampak nyata terhadap ekspor beberapa komoditas utama Indonesia, seperti minyak sawit mentah (CPO), kertas, dan barang elektronik, ke negara itu."
( Fachry Thaib - Ketua Komite Tetap Kamar Dagang dan Industri Indonesia untuk Timur Tengah dan OKI )

Sampai dengan hari ini aksi protes yang telah dilakukan setidaknya sudah merenggut 125 nyawa dalam bentrokan antara demonstran dengan polisi.

More Egypt news

Live on Egypt



Photo-photo demontrasi/egyptian demonstration :




























Review : metrotvnews, kompasiana, kompas,aljazeera english
Tags : krisis mesir, krisis tunisia, krisis mesir dan tunisia, revolusi di mesir, demontrasi di mesir, egypt, tunisia, photo demontrasi di mesir, husni mubarak, revolusi melati, tragedi di mesir, prahara mesir, gejolak politik di mesir, kemiskinan di mesir, foto demontrasi di mesir

2010 Lamborghini SUV

A Lamborghini SUV has been denied many times already by the officials but Auto Motor und Sport claims to have internal sources that say the opposite.
If they are true, a Lamborghini SUV might be here already by 2010 and here are some new impressions of how it might look like.
The Lamborghini SUV can be powered by the V10 from the Audi S6/Audi S8 or even by the 4.5 V8 from Porsche. Diesel? Possible with the 6.0 V12 TDI from Audi.
Compared to the Porsche Cayenne it's said to be more radical, lower, wider and longer.
Time will tell.

Lambo SUV 2010
2010 Lamborghini suv
2010 ferrari suv

Lamborghini SUV concept unveiled at the Geneva Motor Show is, in the words of our correspondent, "an awkwardly-styled crossover with a huge gaping mouth and unattractive shape." An unlikely idea from the famed British marque, we'd say it needs more work. Even unlikelier perhaps is the prospect of an SUV from Lamborghini, though Belgian designer David Cardoso has come up with an idea of what such a creature could look like. Dubbed the Conquisto, the two-door vehicle looks a bit like a jacked-up Gallardo, while the four-pipe sports exhaust system and massive air intakes front and rear indicate a beast lurking beneath the bonnet. While you may not be crazy about the idea it at least manages to retain much of the marque's aggressively sporty spirit.

2010 Lamborghini Cars

2010 Lamborghini
2010 Lamborghini

Saturday, January 29, 2011

Alat canggih keluaran GOOGLE Cekidot......!!

wah" alat apa yang Dibikin Oleh Bapak Google .. Lansung saja ke Noretz-Area....

Tidak tahu berapa banyak kebenaran dalam foto-foto ini. Ini adalah penemuan hebat


Seperti cara ini, bila Anda dapat melihat bangunan, alat itu akan memberikan hasil pencarian citra yang tepat di tempat.

Pilih sebuah gedung dan menyentuh lantai dan ia memberitahu Anda rincian lebih lanjut dari bangunan. Anda dapat menggunakannya bila Anda ingin tahu model mobil, nama serangga, jenis makanan apa yang disajikan di restoran dan berapa banyak, yang membangun sebuah jembatan, dll

sehingga Anda dapat menggunakan cara ini bila Anda ingin memeriksa arti kata di surat kabar, buku, majalah, dll. Anda dapat menggunakan kamus, wikipedia, kamus dan hal lain yang tersedia di web. Apa pendapat Anda?

Bekerja dalam gedung, bandara, stasiun

Otomatis terjemahan dari bahasa Latin ke Bahasa Inggris.


Cari kata kunci: Berguna bila Anda ingin mengetahui suatu kata dari banyak teks dalam surat kabar / buku


Sungguh Canggih Bukan...? Kapan ya kita bisa memiliki alat itu, mungkinkah harganya selangit.? Selalu Ceria Bersam Noretz-Area

Peta Dunia kalau Dibalik Terbentuk Tulisan Allah SWT dan Nabi Muhamaad SAWTernyata peta dunia kalau di balik terbentuk tulisan allah swt dan Muhamaad

kali ini Noretz-Area mempostin tentang Gambar Peta Dunia. Ternyata peta dunia kalau di balik terbentuk tulisan allah swt dan nabi muhamaad saw, bagi yang belum tahu.
Qs.6 An’aam:75. “Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan Tuhan di langit dan bumi dan agar dia termasuk orang yang yakin.”


Cerita Pakis & Bambu


Alkisah, tersebutlah seorang pria yang putus asa dan ingin meninggalkan segalanya.
Meninggalkan pekerjaan, hubungan, dan berhenti hidup.
Ia lalu pergi ke hutan untuk bicara yang terakhir kalinya dengan Tuhan Sang Maha Pencipta.

“Tuhan,” katanya. “Apakah Tuhan bisa memberi saya satu alasan yang baik untuk jangan berhenti hidup dan menyerah?”
Jawaban Tuhan sangat mengejutkan.

“Coba lihat ke sekitarmu. Apakah kamu melihat pakis dan bambu?”
Ya,” jawab pria itu.

“Ketika menanam benih pakis dan benih bambu, Aku merawat keduanya secara sangat baik.
Aku memberi keduanya cahaya. Memberikan air. Pakis tumbuh cepat di bumi.
Daunnya yang hijau segar menutupi permukaan tanah hutan.
Sementara itu, benih bambu tidak menghasilkan apapun.
Tapi Aku tidak menyerah.

Pada tahun kedua, pakis tumbuh makin subur dan banyak,
tapi belum ada juga yang muncul dari benih bambu.
Tapi Aku tidak menyerah.

Di tahun ketiga, benih bambu belum juga memunculkan sesuatu.
Tapi Aku tidak menyerah.
Di tahun ke-4, masih juga belum ada apapun dari benih bambu.
Aku tidak menyerah,” kataNya.

“Di tahun kelima, muncul sebuah tunas kecil.
Dibanding dengan pohon pakis, tunas itu tampak kecil dan tidak bermakna.
Tapi 6 bulan kemudian, bambu itu menjulang sampai 100 kaki.
Untuk menumbuhkan akar itu perlu waktu 5 tahun.
Akar ini membuat bambu kuat dan memberi apa yang diperlukan bambu untuk bertahan hidup.
Aku tak akan memberi cobaan yang tak sangup diatasi ciptaan-Ku,” kata Tuhan kepada pria itu.

“Tahukah kamu, anak-Ku, di saat menghadapi semua kesulitan dan perjuangan berat ini,
kamu sebenarnya menumbuhkan akar-akar?”
“Aku tidak meninggalkan bambu itu. Aku juga tak akan meninggalkanmu. ”

“Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain,” kata Tuhan.
“Bambu mempunyai tujuan yang beda dengan pakis. Tapi keduanya membuat hutan menjadi indah.”

“Waktumu akan datang. Kamu akan menanjak dan menjulang tinggi.”
“Saya akan menjulang setinggi apa?” tanya pria itu.

“Setinggi apa pohon bambu bisa menjulang?” tanya Tuhan

“Setinggi yang bisa dicapainya,” jawab pria itu.

“Ya, benar! Agungkan dan muliakan nama-Ku dengan menjadi yang terbaik,
meraih yang tertinggi sesuai kemampuanmu,” kata Tuhan.

" Pelajaran yang bisa didapat dari cerita ini adalah... bahwa kita hidup haruslah fokus dengan apa yang kita miliki... dengan penuh kesabaran kita harus memikirkan memaksimalkan dari apa yang kita bisa. Tenaga ini bukan dibuang begitu saja hanya untuk memikirkan kesuksesan orang lain yang mana justru hanya akan membuat diri kita akan menjadi lemah, iri dan yang paling fatal adalah kurangnya percaya diri. Hidup ini akan terus berkembang andai kita mau dan mampu untuk selalu berjuang maju kedepan sembari kita berdoa kepada Tuhan yang maha Agung"





Review : antonhuang.com
Tags : cerita inspiratif, kisah inspiratif, kisah-kisah inspirasi, kisah motivasi diri, cerita untuk memotivasi diri kita, cerita bermanfaat, kisah untuk pengembangan diri, pohon pakis, pohon bambu, motivasi, memotivasi diri, kisah kreatif

__Sukses dari Merangkai Buah-buahan Segar

Bagi kebanyakan orang, bisnis merangkai bunga mungkin merupakan hal biasa. Namun bisnis merangkai buah-buahan segar adalah hal yang tak biasa dan jarang ditemui.

Adalah Tariq Farid, warga Amerika Serikat (AS) yang menggeluti bisnis merangkai buah-buahan segar. Berkat bidang usaha itu, pria kelahiran Pakistan yang bermigrasi ke Amerika pada usia 11 tahun tersebut kini memetik "segarnya" keuntungan dari bisnisnya.

Di bawah bendera Edible Arrangements International (EAI), bisnis yang dikembangkan Tariq bisa disebut telah menjadi pemimpin pasar di bidangnya.

Tak aneh, pesanan merangkai buah-buahan, baik dari individu maupun korporasi, datang tiada henti. Konsumen merasa puas lantaran Edible selalu berusaha menyajikan bentuk desain terbaik dalam setiap rangkaiannya. Rangkaian buah-buahan segar dalam beragam desain nan cantik pun setiap harinya siap diantarkan ke pelanggan.

Edible Arrangements pertama kali didirikan pada 1999 dengan toko pertamanya yang didirikan di East Haven, Connecticut. Jika ditelusuri, ada tiga tren warga Amerika yang menginspirasi Tariq membuka usaha tersebut. Ketiga tren yang saling kait tersebut adalah peningkatan konsumsi warga Amerika akan buahbuahan segar, semakin menjamurnya toko-toko buah, serta meningkatnya pengeluaran warga Amerika untuk membeli hadiah.

Faktanya, insting bisnis lelaki yang sudah diperkenalkan dengan dunia entrepreneur sejak usia 17 tahun tersebut terbukti tepat. Sepuluh tahun sejak awal pendiriannya, Edible tercatat mampu meraih pendapatan senilai USD19,4 juta (Rp184,3 miliar) pada 2008. Angka tersebut jelas bernilai berkali-kali lipat dari modal awal yang digunakan Edible sebesar USD100.000 (Rp950 juta).

Malah, Edible terhitung telah mampu balik modal dalam kurun waktu enam bulan sejak awal didirikan. Berkat kesuksesannya, Edible mendapat anugerah sebagai salah satu lembaga bisnis yang memiliki pertumbuhan cepat di Amerika oleh majalah Inc. Edible juga menjadi satu di antara bisnis franchise terbaik dalam majalah Entrepreneur Franchise 500.

Untuk franchise, Edible mulai mengembangkan sistem bisnis tersebut pada 2001 dengan membuka toko di Waltham, Massachusetts. Tak kurang dari 10 tahun, gerai Edible telah mencapai 800 buah tersebar di AS, Puerto Riko, Kanada, Inggris, Dubai, Qatar, Arab Saudi, dan pasar internasional lainnya.

Selain bergerak dalam bisnis utama, yakni merangkai buah dan franchise, unit bisnis lain yang juga dijalankan Edible adalah bisnis camilan buah dengan mengusung bendera Frutation. Didirikan pada 2006, Frutation menyediakan buah-buahan segar siap saji. Beragam menu disajikan Frutation seperti sup buah segar yang dibuat langsung di hadapan konsumen, jus buah segar, salad buah, es krim buah, dan buah yang dicelupkan ke dalam cokelat.

Semua produk berasal dari buah-buahan segar ditambah bahan-bahan alamiah lainnya. "Kerja keras dan pantang menyerah menjadi kunci saya meraih kesuksesan," terang Tariq tentang prinsip hidupnya.

Tariq memang dikenal sebagai sosok pekerja keras. Saat masih remaja dia pernah bekerja di gerai McDonald's untuk beberapa tahun. Dia menyerap banyak pelajaran tentang bisnis di gerai makanan cepat saji itu.

Tariq memulai pengalamannya dengan dunia entrepreneur saat berusia 17 tahun. Dia menggunakan uang pinjaman dari orangtuanya sebesar USD5.000 untuk mendirikan toko bunga. Usahanya terbilang sukses karena dalam kurun waktu dua tahun, empat toko lainnya berhasil didirikan.

Sebagai wujud rasa syukur atas kesuksesan yang diraihnya, Tariq tak lupa berbagi dengan sesama. Dia mendirikan Salma K Farid Academy, pusat komunitas dan pembelajaran gratis. Salma K Farid didedikasikan Tariq bagi mendiang ibunya yang telah menjadi inspirasi kesuksesannya.(Koran SI/Koran SI/jri)






Review : okezone.com
Tags : cerita sukses, kisah sukses dalam berbisnis, perjalanan untuk mencari sukses, bisnis, berbisnis, home industri, industri rumah tangga, kerja sampingan, buah-buahan, perjalanan sukses, kisah meraih kesuksesan, bisnis kecil-kecilan, mencari usaha sampingan, bisnis merangkai buah-buahan

Kisah : Rp.400 Juta/Bulan Karena Bisnis Olahan Ketela

Sebagai wirausahawan muda, Firmansyah Budi Prasetyo, 29, tergolong pandai memanfaatkan peluang. Idealismenya mengangkat produk bahan makanan singkong berhasil menjadikannya seorang entrepreneuryang cukup sukses.

Berlatar belakang keinginan mengembangkan komoditas lokal Yogyakarta, dia mendirikan bisnis pengolahan aneka kue berbahan singkong atau dalam bahasa Jawa tela.

Meski baru setahun, usaha kue singkong yang diberi merek Cokro Tela Cake itu kini makin moncer dengan empat buah gerai dan1.000 franchise yang tersebar di Yogyakarta.

”Ide berbisnis ini awalnya saat saya bergabung dalam LSM (lembaga swadaya masyarakat) commodity development. Dari situ saya banyak belajar tentang komoditas Indonesia. Ternyata Indonesia termasuk dalam negara kaya,” ujar Firmansyah di Yogyakarta belum lama ini.

Sejak saat itu, dia lalu berpikir apakah ada yang salah dengan negara ini? Menurut dia, banyaknya pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri menandakan kurangnya lapangan pekerjaan di Tanah Air.

Padahal jumlah penduduk Indonesia termasuk salah satu yang tertinggi di dunia. Ini menurutnya karena dari sekira 230 juta penduduk Indonesia, hanya ada sekira 0,18 persen yang termasuk entrepreneur.

Dia berpendapat, jika ingin menyeimbangkan antara angkatan kerja dengan lapangan pekerjaan, entrepreneur di Indonesia minimal berjumlah dua persen atau 12 kali lipatnya.

”Hal inilah yang akhirnya membuat saya memutuskan menjalani hidup sebagai wirausahawan,” ungkap Direktur Utama CV Cipta Mandiri Kreasindo, perusahaan yang dikelolanya itu. Menurut pria lajang ini, menjadikan entrepreneur sebagai jalan hidup di zaman sekarang sangatlah mudah.

Adanya dukungan penuh teknologi bisa membuat kepentingan seorang entrepreneur terpenuhi dengan baik. Dia menambahkan, menjadi entrepreneur bukan pertimbangan konyol karena saat ini teknologi informasi mulai dari handphone hingga internet mampu mempermudah pekerjaannya sebagai seorang wirausahawan. ”Akses informasi kini lebih mudah dan hubungan dengan media pun tak sesulit zaman dulu,” katanya.

Adapun pemilihan singkong sebagai komoditas lokal yang diangkatnya berawal dari keinginannya menumbuhkan kebanggaan dan harga diri bangsa. Bahkan, dia mengaku sedikit kesal dengan kebijakan pemerintah mengimpor bahan baku karbohidrat seperti beras dan gandum. Padahal, Indonesia kaya akan umbi-umbian, termasuk singkong yang notabene berkarbohidrat tinggi.

”Saya terkadang sedih melihat negara kita yang kaya tapi kelaparan, sampai harus mengimpor bahan pangan. Di Yogyakarta saja masih banyak yang mengalami busung lapar. Untuk itu kita wajib menciptakan kemandirian pangan dengan mengangkat produk bahan baku lokal,” ucap Firman, panggilan akrab Firmansyah.

Diangkatnya konsep oleh-oleh khas Yogyakarta dengan memberdayakan produk bahan baku tradisional seperti ketela karena Firman ingin mengangkat makanan ”kampung” itu naik kelas.

Dia ingin makanan singkong tidak dianggap sebelah mata setelah diolah menjadi kue beraneka rasa. ”Saya ingin menambah nilai dari singkong agar mind set masyarakat terhadap makanan ini bisa berubah.

Caranya saya terus melakukan inovasi supaya tela lebih berharga menjadi sebuah kudapan yang tidak hanya enak, tapi juga mengandung gizi tinggi,” papar pria kelahiran Semarang ini.

Menurut Firman, yang membuat singkong terkenal sebagai makanan ”kampung” adalah hasil propaganda di zaman penjajahan Belanda dulu. Hal itu telah berlangsung lama sampai-sampai muncul istilah ”singkong dan keju”.

Padahal dari segi gizi, singkong kaya akan vitamin A dan C. Selain itu, kandungan seratnya juga lebih tinggi dan karbohidrat kompleksnya lebih mudah diserap tubuh dibandingkan gandum. ”Singkong cocok untuk penderita diabetes,” katanya.

Firman menambahkan, konsep usaha Cokro Tela Cake ini sebenarnya ingin agar potensi singkong di Yogyakarta yang luar biasa besar bisa lebih bermanfaat. Dia menyebut Gunungkidul sebagai salah satu wilayah penghasil singkong terbesar di Pulau Jawa.

Sementara untuk pasarnya dia memanfaatkan warga Yogyakarta sendiri yang sudah terbiasa dengan makanan dari singkong. ”Saya melihat singkong bisa menjadi potensi ekonomi besar di Yogyakarta. Hal ini ditunjang dengan Yogyakarta sebagai kota pariwisata sehingga banyak pengunjung luar yang datang. Saya ingin singkong bisa terus ada menjadi makanan lokal Yogyakarta,” imbuh lulusan Fakultas Hukum UGM berpredikat cumlaude itu.

Di samping itu, Firman mengaku, sebenarnya kue singkong yang dibuat menyerupai brownies ini cukup merepotkan. Pasalnya, sebelum menjadi adonan, singkong harus diubah dulu menjadi tepung. Namun, dia tidak patah arang, berbagai upaya dilakukannya sehingga membuat Cokro Tela Cakenya diterima konsumen.

Buktinya, kue buatannya mampu terjual sebanyak 10 ribu-12 ribu kotak per bulan. ”Setelah berubah wujud menjadi cake, saya berharap semua orang tahu kalau singkong juga bisa diolah menjadi makanan enak,” ungkap Firman saat ditemui di tokonya di Jalan Cokroaminoto No 97 Yogyakarta.

Menurut Firman, meski singkong hasil olahannya kini sudah tersedia beberapa rasa kue mulai dari cokelat, stroberi, hingga keju. Namun, untuk lebih menarik konsumen dia terus melakukan inovasi.

Dia juga tidak segan-segan meminta pendapat dari pembeli, jika ada sesuatu yang kurang pada produknya. ”Yang juga penting adalah bagaimana kue itu enak dilihat, good looking, karena itu kita terus cari cara bagaimana agar penampilannya menarik,” ujar Firman yang menjual kuenya Rp23 ribu-Rp25 ribu per kotak.

Selain kue, Firman juga menyediakan makanan lain seperti lanting renteng hingga aneka keripik di tokonya. Khusus untuk makanan ringan, seperti keripik dia tidak membuatnya sendiri, tapi bekerja sama dengan perajin di daerah.

Menurut Firman, makanan seperti singkong sebenarnya sangat akrab dalam kebiasaan orang Indonesia pada umumnya. Makanan ini juga seolah sudah menjadi ciri khas karena daerah karena banyak disajikan dalam berbagai bentuk.

”Ini harus tetap dilestarikan bahkan bisa menjadi kebudayaan. Jika saat ini saja singkong sudah tidak dipedulikan dan menjadi tidak biasa, lama kelamaan singkong tidak dikenal orang dan bisa menghilang sebagai bahan pangan nasional,” bebernya.

Di bisnisnya Cokro Tela Cake, Firman melakukan sejumlah inovasi yang disesuaikan dengan dinamika masyarakat saat ini. Dia berharap kue buatannya bisa hadir ke tengah masyarakat sambil terus memperkenalkan singkong.

Hal tersebut diakui Firman sudah menjadi visi dan misi yang panjang dalam filosofi hidupnya. Dia juga bersyukur meski baru berumur sekitar satu tahun, Cokro Tela Cake kini sudah memiliki empat outlet di yang terdapat di sejumlah lokasi di Yogyakarta.

Firman merasa dengan usahanya ini dia sudah melakukan upaya pemberdayaan produk lokal, pemberdayaan masyarakat, dan penciptaan lapangan pekerjaan. ”Saya ingin menciptakan entrepreneur di daerah,” ungkapnya.

Dia mengaku, bisnisnya yang bermodal awal Rp20 juta itu, kini penjualannya bisa mencapai Rp400 juta per bulan. Bersama 27 karyawannya, Firman mempromosikan tela cake dengan slogan ”Semua cocok, semua suka, semua enak”. (ratih keswara)(Koran SI/Koran SI/ade)





Review : okeZone.com
Tags : bisnis olahan, berwira usaha, bisnis wirausaha, bisnis rumahan, olahan ketela, ketela, memulai bisnis kecil-kecilan, memulai bisnis rumahan, bagaimana mengelola bisnis, cara menciptakan lapangan pekerjaan, bisnis bermodal kecil, bisnis makanan, usaha makanan, usaha sampingan, kerja sampingan

Kisah : Perca Batik Jadi Rp.120 Juta / Tahun























Bisnis pakaian batik beberapa tahun belakangan mulai meramaikan sejumlah pusat perbelanjaan di negeri ini. Harga yang makin kompetitif dan corak serta model nan beragam, meningkatkan peminat para konsumen batik. Tak ayal banyak orang yang beralih menjual produk-produk batik.

Sama halnya dengan Leni Mangiri (33), perempuan asal Semarang ini juga memutuskan untuk terjun ke dalam usaha batik sejak sekira delapan tahun yang lalu. Tapi bedanya, bahan baku produk batiknya itu bukanlah berasal dari kain batik jadi nan utuh, melainkan dari limbah batik atau biasa dikenal perca batik.

Selain karena harganya pun lebih murah. Ketertarikannya untuk mengolah dan mengreasikan limbah-limbah batik itu lah yang mendorongnya memutuskan untuk bergelut di bisnis kain perca batik ini.

"Awalnya, karena ketertarikan saya terhadap limbah batik yang terbuang. Kok sayang saja rasanya padahal ini bisa dikreasikan lagi dan menghasilkan uang juga. Lalu saya buat lah perca itu menjadi tas, selimut, sarung bantal, bedcover, dan lain-lain," tutur perempuan lulusan sarjana hukum Universitas Diponegoro ini, kepada okezone, belum lama ini.

Tak hanya itu, risiko penjualan yang lebih rendah pun semakin meningkatkan optimismenya untuk menggeluti usaha perca ini. Meski target pasar yang menjadi sasarannya adalah masyarakat golong ekonomi menengah rendah, dia pun mengaku tidak masalah. Karena justru segmen pasar itu lah menurutnya lebih sesuai dengan jenis produk jualannya dan lebih banyak peminatnya.

"Kalau kain perca itu kan harganya lebih murah, tidak semahal kain batik jadi, sehingga risiko penjualannya pun lebih sedikit. Apalagi produk perca ini kan target pasar dan peminatnya memang banyak datang dari masyarakat kelas menengah rendah, jadi tidak masalah," ungkapnya.

Mula usahanya, ceritanya, dia hanya bermodalkan satu mesin jahit dan empat karyawan, serta uang Rp500 ribu. Dari modal tersebut, menurutnya dia bisa memproduksi 50-100 buah (pieces) produk dengan perolehan laba dua kali lipatnya. Namun untuk mencetak laba tersebut, dia mengakui itu tidak lah mudah. Butuh proses yang cukup lama sekira setengah tahun lamanya untuk mencapai laba tersebut.

"Labanya memang dua kali lipat modalnya, tapi prosesnya lama, sekira setengah tahun. Ini karena masih belum ada yang mengenal produk kami," ujarnya.

Namun kendala di awal tersebut tidak membuatnya patah semangat. Dia pun terus mempromosikannya melalui rekan-rekannya, dari mulut ke mulut.

Bahkan dia pun punya inisiatif untuk mendaftarkan produknya ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan Semarang. Dari sejumlah informasi Dinas Perindag inilah menurutnya usahanya itu kian berkembang.

"Awalnya saya ikut diajak berpartisipasi pada bazar yang diselenggarakan Dinas Perindag. Biaya stand pun pada awalnya saya masih dibiayai Dinas Perindag. Dari situ lah produk saya mulai dikenal. Lalu, saya makin banyak dapat informasi tentang bazar-bazar, lalu saya pun ikut, tapi sudah dengan biaya sendiri," bebernya.

Kerja kerasnya itu kini bisa dikatakan telah membuahkan hasil. Sekarang, usaha kelolaannya itu telah memiliki 20 orang karyawan dengan omzet per tahun mencapai Rp120 juta. Produk yang dihasilkannya pun saat ini sudah terdiri dari 50 jenis (item) dengan jumlah berbeda-beda, bisa mencapai ratusan buah, tiap item-nya.

"Omzet dalam setahun bisa mencapai Rp120 juta. Penghasilan terbesar biasanya diperoleh pada masa sebelum lebaran, karena produksi kami genjot dan lebihkan dua kali lipat, sehingga omsetnya bisa dua kali lipat dibanding bulan biasa. Tapi setelah lebaran anjlok lagi karena tidak ada pesanan. Dua bulan setelah lebaran baru normal lagi," paparnya.

Meski sudah meraup omzet ratusan juta, dia mengaku kini usahanya itu justru makin memiliki tantangan besar. Pasalnya, menurutnya kini makin banyak pengusaha kain perca, sehingga harga jual pun makin kompetitif dan keuntungan pun makin berkurang.

"Makin sekarang makin banyak pengusaha kain perca, apalagi harga kain perca di pabrik-pabrik juga makin mahal, sehingga kami pun harus berebutan memperolehnya. Tapi saya juga tidak bisa sembarang menaikkan harga produk karena pembeli suka protes, paling keuntungan yang coba ditekan, dari yang biasanya mencapai laba 40-45 persen, sekarang hanya 20-35 persen," curhatnya.

Untuk itu, lanjutnya, dia pun harus terus berupaya mengembangkan inovasi baru tiap produknya dan kualitas produk tetap dijaga, bahkan ditingkatkan.

"Ya, tetap optimis saja lah, tetap lakukan pekerjaan sebaik mungkin. Tapi harus tetap memberi tahu konsumen bahwa kualitas produk kita berbeda, meskipun harga lebih tinggi dibanding produk lain," pungkasnya.





Review : ade,Wilda Asmarini - Okezone
Tags : kerja sampingan, bisnis batik, mengelola usaha rumahan, batik, batik pekalongan, dinas perindustrian, omzet ratusan juta, beromzet jutaan, bisnis rumahan, home industri, kerajinan tangan, bisnis souvernir, penjualan batik, wirausaha batik, kain perca, kain batik, baju batik, usaha kecil, usaha dengan modal kecil

Kisah : Bisnis Pisang Goreng Beromzet Milliaran

Berani mencoba dan tekun bisa menjadi kunci sukses bisnis.Bermodal ketekunan dan kegigihan itulah Wildan yang hanya tamatan SMA menjadi wirausahawan sukses. Wildan–demikian panggilan akrabnya– tak pernah bermimpi menjadi sukses seperti saat ini. Dia cukup tahu diri. Bekal pendidikan yang dia dapatkan hanya pas-pasan.


Namun, kerja keras yang telah dirintisnya beberapa tahun mampu membalikkan nasib bapak lima anak ini. Ihwal sukses Wildan berawal dari sebuah gerai berukuran 9x10 M berlokasi di bawah flyover Jalan ExitTol RC Veteran,Bintaro,Jakarta Selatan, yang ia sewa empat tahun yang lalu. Bermodal awal Rp75 juta, pria asal Lampung ini mencoba peruntungan membuka bisnis pisang goreng.Keberanian Wildan membuka gerai jajanan pasar pisang goreng boleh diacungkan jempol.

Pasalnya, hampir di setiap sudut jalan di Jakarta pasti ditemui jajanan pasar ini.Namun, berkat inovasi produk yang dia beri nama ”Pisang Goreng Pasir” ini diminati banyak orang. Menggelitik memang ketika mendengar kata ”pisang goreng pasir”,dan pasti timbul pertanyaan apakah pisang itu dimasak dengan pasir. Menurut si empunya, nama pasir berasal dari butiran-butiran kecil kecokelatan yang mirip dengan pasir yang ada pada tepung yang menyelimuti pisang goreng.

Wildan berpikir,nama pasir ini akan menjadi magnet tersendiri. Wildan bercerita, mendapat ide berbisnis pisang goreng berawal dari menjamurnya gerai-gerai pisang goreng yang berada di daerah Bintaro.”Pada 2005 lalu di jalan sekitar sini banyak gerai pisang goreng,dan yang paling laku yakni pisang goreng pontianak”, ujar pria kelahiran Lampung. Setelah mengantre dan ikut mencoba mencicipi pisang goreng pontianak yang memang sedang booming saat itu.Wildan melihat bentuk tepungnya begitu unik namun dari segi rasa menurutnya kurang nikmat.

Wildan memutuskan mengkreasikan pisang goreng miliknya dengan rasa yang berbeda. Minyak penggorengan yang digunakannya juga terus diganti setelah enam jam pemakaian.”Tujuannya agar lebih bersih dan tidak menggunakan minyak yang memiliki kolesterol tinggi,”katanya. Mengenai jenis pisang yang digunakan,Wildan memilih pisang lampung karena potensi pisang di Lampung cukup banyak dan tidak kalah kualitasnya dengan pisang dari Pontianak.

Hasil dari cobacoba dan terus inovasi, ide ayah lima anak ini berbuah manis. Di hari pertama penjualannya,pisang goreng pasir laku hingga 500 potong. Didukung embel-embel nama pasir, ternyata membuat orang makin penasaran dengan pisang goreng hasil olahannya. Tantangan Wildan dalam membesarkan usahanya tidak selalu berjalan mulus. Stok bahan baku yang ia dapatkan terkadang kosong.

Pernah ia siasati dengan mengganti bahan baku yang jenis pisangnya berbeda namun kualitasnya di atas pisang kepok kuning dari Lampung tapi sebagian besar pelanggannya kecewa. Hingga kini Wildan selalu menjaga mutu.Ketika stok bahan baku tidak ada,gerainya akan tutup padaesokataulusanya.Namun,saat ini dirinya dapat mengantisipasi kekosongan bahan baku.setiap hari ia menerima 300 tandan pisang yang langsung didatangkan dari Lampung.

Untuk menyimpan seluruh pasokan pisangnya, ia memusatkan pada satu gudang yang terletak di daerah Cipete. Selain itu,Wildan selalu menjaga citra dagangannya dengan cara menjadikan produknya bisa masuk ke semua kalangan.Dia mengatakan, walaupun berupa jajanan pasar, produknya bisa menjadi makanan yang bersih dan semua orang bisa menyukainya. Usaha yang ia geluti hampir lima tahun ini akhirnya membuahkan hasil. Saat ini ia memiliki 100 pegawai yang tersebar di 15 gerai di seluruh Jabodetabek.

Dia mampu menjual 1.000 potong pisang pada hari biasa dengan harga per potong Rp2.500. Sementara, di akhir pekan bisa mencapai 4.000 potong pisang. Itu pun hanya untuk setiap gerainya. Jika dihitung,Wildan bisa mengantongi omzet penjualan Rp2,5 juta per hari tiap gerainya. Bila saat ini ia memiliki 15 gerai, berarti Wildan memiliki omzet penjualan Rp37,5 juta per hari dan dalam sebulan omzetnya mencapai Rp1,125 miliar. Selain bisnis pisang goreng,Wildan melakukan inovasi baru yakni membuat kompor pintar untuk mendongkrak penjualan pisang gorengnya.

Wildan mengaku, dengan adanya kompor pintar ini dapat memberikan berbagai keuntungan. Salah satu keuntungan yangiadapatyaknibisamenghemat 20% bahanbakardalampemakaian gas 12 kg. ”Bila dengan kompor gas biasa setiap menggoreng hanya bisa 20 pisang.Tetapi sekarang dengan kompor pintar bisa menggoreng hampir 100 pisang sekali goreng,” ucapnya sumringah. Penghematan waktu menggoreng juga diamini pria yang dulunya pernah bekerja sebagai salesman panci ini.

”Rata-rata setiap menggoreng tanpa kompor pintar berkisar 15–20 menit namun sekarang 10 menit saja sudah bisa dicapai,” demikian Wildan bertutur. Dengan kesuksesan yang sudah diraihnya saat ini tidak membuat Wildan berpuas diri.Wildan selalu mencari celah untuk bisa memasarkan produknya ke segala lapisan konsumen. Ini terlihat dari rencananya ke depan yang akan menjual pisang goreng pasir ke tempattempat yang tidak mungkin dijangkau olehnya.

Seperti terminal ataupun kampus-kampus dengan cara menggunakan sepeda motor yang sedang dia modifikasi saat ini. Rencananya untuk memasarkan produk melalui delevery order atau sepeda motor adalah salah satu solusi un-tuk para konsumen yang selalu meminta dirinya menjadi partner bisnis.

Wildan juga sempat mendapat tawaran di dalam negeri maupun di beberapa negara tetangga untuk menjadi rekanan. Lagi-lagi Wildan belum siap menerima tawaran itu. ”Dikhawatirkan akan merusak bahan baku pisang karena terlalu lama dalam pengirimannya,”paparnya.







Review : cahyo kunrnia p, koran si, ade, okezone.com
Tags : bisnis pisang goreng, bisnis pisang, membuka usaha pisang goreng, pisang goreng, cara memulai bisnis, pisang goreng beromzet milliaran, bisnis rumahan, home industri, wirausaha, usaha sampingan, kerja sampingan, memulai bisnis makanan, kisah orang-orang sukses

Mobile Phone Mp3 Ringtones 2

Free For Your Download
Free For Your Download
Free For Your Download
Free For Your Download
Free For Your Download
Free For Your Download
Free For Your Download
Free For Your Download
Free For Your Download
Free For Your Download
Free For Your Download
Free For Your Download
Free For Your Download





Brushing Of Teeth


Check Message Robot


Chip Kiss


Egyptian SMS


Fun Vocal 1


Warning - The Wife


HAHASMS


Hello..


Jedi - Master


Kill The Phone


MSN Remix


Really Vulgar


Screaming Man


Self Destruct


Fun Vocal 2


SMS


Sweety - Tweet


Sweety And Fluffy - Birds Rock


Sweety SMS


Classic Chicken


Crazy Caw


Dog


Moto - Pick Up The Phone


Twinkle Twinkle


Fun Vocal 3




Review : hiren.info, freerus.info
Tags : free ringtones, mobile ringtones, mp3 ringtones, download free ringtones, download mp3 ringtones, play ringtones, mobile phone ringtones, mobile phone mp3 ringtones, phone ringtones, phone mp3 ringtones

Widget : Add Links / Tambah Link



Digunakan untuk nambah Link temen, website koleksi, dan apapun yang bisa anda jadikan literatur, berikut Source Kodenya :

Widget : Kamus Online

Kamus Online Indonesia ke English, dan masih banyak lagi pilihan bahasanya, berikut Source Kodenya :



Widget : WebProxy





WebProxy digunakan untuk membuka website dengan IP addres dari WebProxy yang dipilih, IP address anda tidak akan tercatat, berikut source kodenya :

Friday, January 28, 2011

Chevrolet Camaro SS Convertible

The 2011 Chevrolet Camaro Convertible is the 22nd Chevrolet chosen to pace “The Greatest Spectacle In Racing®” and the seventh Camaro. Adding to the rich heritage is the fact that 2011 will mark the 100th anniversary of the first Indianapolis 500, as well as the centennial year of Chevrolet.

The pace car, along with the matching festival cars, features a Summit White exterior accented with orange stripes and door graphics. The interior is trimmed in orange leather, including front seat headrests embossed with the Indy 500 logo, along with white door panels and instrument panel trim. The instrument panel trim features extensions of the orange exterior stripes. The color combination is similar to the design used on the 1969 Camaro Indy pace car – replicas of which have become among the most popular Camaros in the collector world.

Equipped with a 400-horsepower (298 kW) V-8 engine and six-speed automatic transmission, the actual pace car for the race requires no performance modifications to perform its duty in front of the racing field.

All 50 of the Festival Committees cars will be SS convertible models fitted with the 2SS equipment package, offering the following standard features: Four-wheel disc brakes with Brembo four-piston calipers and hydraulic assist, StabiliTrak electronic stability control, Competitive/sport mode that enhances on-track performance, Performance Launch Control (with the manual transmission) that optimizes hard-acceleration launches for quicker, more consistent performance, Twenty-inch polished aluminum wheels and performance tires, Head-up instrument display and Center console with auxiliary gauge package. Along with the 2SS equipment, the cars feature the RS package, which includes HID headlamps and unique tail lamps.

The regular-production versions of the 2011 Camaro Convertible will begin arriving in Chevrolet dealerships in February 2011.

2012 BMW 6-Series Convertible

The new BMW 6-Series Convertible is available with two engine variants from launch. The eight-cylinder powerplant in the BMW 650i Convertible produces 300 kW/407 hp, while an exclusive variant of the six-cylinder in-line engine with BMW TwinPower Turbo, direct injection and VALVETRONIC -generating 235 kW/320 hp – has been developed for the BMW 640i Convertible. Both engines team up as standard with an eight-speed Sports automatic gearbox. Standard-fitted BMW EfficientDynamics features include the Auto Start-Stop function in the BMW 640i Convertible.

At 4,894 millimetres (192.6 in.) in length, the new BMW 6-Series Convertible is 74 millimetres (2.9 in.) longer than its predecessor. Its similarly extended wheelbase now stretches to 2,855 millimetres (112.4 in.). The car has also grown by 39 millimetres (1.5 in.) in width, and now measures 1,894 millimetres (74.5 in.) across, while 9 millimetres (0.35 in.) have been shaved off its height (now 1,365 mm / 53.7 in.). These dimensions not only create a significantly more powerful and, at the same time, elegantly sweeping overall impression, they also take interior spaciousness to new levels. Despite its lower height, the new BMW 6-Series Convertible offers greater headroom in both the front and the rear. Added to which, the height adjustment of the driver and front passenger seats cover a greater range. The increase in the width of the interior is noticeable from all four seats, and passengers in the rear seats also benefit from additional legroom. The tilt angle of the rear seat backrest has seen further optimisation over the predecessor model and now achieves virtually the same angle as you will find in BMW saloons.

The 4.4-litre eight-cylinder engine in the new BMW 650i Convertible develops a maximum 300 kW/407 hp between 5,500 and 6,400 rpm, and puts its peak torque of 600 Newton metres (443 lb-ft) on tap between 1,750 and 4,500 rpm. This unique engine, whose turbochargers are positioned in the V-shaped area between the cylinder banks, produces an instantaneous and sustained wave of power, making it a feast for the enthusiast driver. The new BMW 650i Convertible completes the sprint from 0 to 100 km/h (62 mph) in 5.0 seconds, and the engine electronics eventually step in to halt acceleration at 250 km/h (155 mph). This range-topping engine also boasts extraordinary efficiency for a model in its output class, as average fuel consumption of 10.7 litres per 100 kilometres in the EU test cycle (26.4 mpg imp) and CO2 emissions of 249 grams per kilometre clearly show.

The six-cylinder in-line engine under the bonnet of the new BMW 640i Convertible complements its BMW TwinPower Turbo technology and petrol direct injection with VALVETRONIC fully variable valve control. All of which enables the 3.0-litre unit to develop a maximum 235 kW/320 hp at 5,800 rpm and maximum torque of 450 Newton metres (332 lb-ft) between 1,300 and 4,500 rpm. This engine propels the BMW 640i Convertible from 0 to 100 km/h (62 mph) in 5.7 seconds and on to an electronically limited top speed of 250 km/h (155 mph). Its average fuel economy in the EU test cycle comes in at 7.9 litres per 100 kilometres (35.8 mpg imp), while CO2 emissions are 185 grams per kilometre.

2011 Vauxhall Corsa VXR Blue Edition

The Corsa VXR Blue Limited Edition features new styling details, additional kit as standard and a head-turning paintjob. At £19,425 (including 20% VAT), this limited edition model features Arden Blue metallic paint, 18-inch alloys, dark-tinted glass, bespoke interior air vents and Recaro seats – that equates to a £445 saving compared with the cost of speccing a ’standard’ Corsa VXR with this kit.

Powered by the lightweight 1.6 Turbo, producing 192PS, this VXR boasts a 0-60mph time of just 6.8 seconds and a top speed of 140mph. An overboost feature increases maximum torque to 260+Nm when the power is needed.

Like other models in the new-look Corsa range, the VXR and VXR Blue sport new ‘Eagle-Eye’ headlamps and a signature bar across the grille, coloured in blue. But in addition, the VXR gets a more aggressive front end, with deep in-set fog lamps, a wider and more prominent grille and a low, sculpted front spoiler to boost its sporting appeal. Inside, blue detailing can be found throughout, including the stitching on the leather steering-wheel, the interior air-vent colour and the trim on the Recaro seats.

The Corsa VXR Blue comes with lowered sports suspension, uprated brakes and switchable Electronic Stability Programme (ESP), guaranteeing enthusiastic drivers a fine mix of dynamic security and adjustability.
Available to order now, the Vauxhall Corsa VXR Blue Edition will hit dealers late February.

2011 MR Car Design Audi Q7

The MR Car Design Audi Q7 comes with additional modification of daytime running lights from 2008 to 2010 levels, installation of LED indicator strip and performance improvement, so this noble racer is very close to new recently face-lifted model. The cost of such upgrade is 6999 Euro.
The software optimization of the 4.2-liter TDIs by MR Car Design from 326 to now 374 hp – while the maximum torque rises from 760 to currently 870 Nm – and withdrawal of tiresome Vmax lock add additional 799 Euros. Use of double-pack K & N air filter adds 160 Euros.

Road adherence in this case is provided by 22-inch alloy wheels MRGT22 in 9.5 inch width and Icebear W300 tires in dimension of 265/35-22 at a price of 2599 Euro total, with deep intervention in the electronics that results to extra 299 Euro. If the interior of the Q7 is also important for you, this can be helped by modification of steering wheel from the current Audi RS6. The price for this is available to interested parties on request.