Penelitian terbaru menunjukkan tahun 2010 memiliki rekor sebagai tahun terparah pencairan es di Greenland, yang mana menjadi penyebab bakal naiknya permukaan air laut untuk beberapa dekade ke depan.
"Tahun lalu adalah sebuah pengecualian dengan mencairnya lapisan es di beberapa wilayah, yang waktunya 50 hari lebih lama dari yang biasanya," ujar Dr. Marco Tedesco, Dirut dari Cyrospheric Processes Laboratory at The City College of New York, yang memimpin penelitian mengenai dampak mencairnya es. Demikian seperti yang dikutip dari The City College of New York, Senin (7/2/2011).
"Pencairan es pada 2010 di mulai pada bulan April, dan berakhir agak telat, yakni pada pertengahan September," tambah Dr. Tedesco.
Penelitian yang didukung oleh WWF, National Science Foundation dan NASA, mengukur anomali suhu di permukaan lapisan es Greenland dengan menggunakan data satelit, observasi dataran, dan lain-lain.
Dalam sebuah artikel di Enviromental Research Letters, Dr. Tedesco menuliskan bahwa di tahun 2010, suhu musim panas naik 3 derajat di atas rata-rata, yang juga berkombinasi dengan berkurangnya hujan salju.
Ibu kota Greenland, Nuuk, memiliki rekor musim semi dan musim panas terhangat yang dimulai sejak tahun 1873. Lapisan dalam es terkuak lebih awal dan lebih lama dari tahun-tahun sebelumnya.
"Lapisan dalam es berwarna lebih gelap dari salju dan menyerap lebih banyak radiasi matahari," kata Dr. Tedesco.
"Permukaan air laut diduga akan naik setinggi satu meter pada tahun 2011 karena mencairnya lapisan es. Hal itu tidak akan berhenti. Semakin lama pembatasan produksi gas rumah kaca, pencairan dan naiknya permukaan air laut akan terus berlanjut," ujar Dr. Martin Sommerkorn, ahli iklim dari WWF.
"Pencairan es pada 2010 di mulai pada bulan April, dan berakhir agak telat, yakni pada pertengahan September," tambah Dr. Tedesco.
Penelitian yang didukung oleh WWF, National Science Foundation dan NASA, mengukur anomali suhu di permukaan lapisan es Greenland dengan menggunakan data satelit, observasi dataran, dan lain-lain.
Dalam sebuah artikel di Enviromental Research Letters, Dr. Tedesco menuliskan bahwa di tahun 2010, suhu musim panas naik 3 derajat di atas rata-rata, yang juga berkombinasi dengan berkurangnya hujan salju.
Ibu kota Greenland, Nuuk, memiliki rekor musim semi dan musim panas terhangat yang dimulai sejak tahun 1873. Lapisan dalam es terkuak lebih awal dan lebih lama dari tahun-tahun sebelumnya.
"Lapisan dalam es berwarna lebih gelap dari salju dan menyerap lebih banyak radiasi matahari," kata Dr. Tedesco.
"Permukaan air laut diduga akan naik setinggi satu meter pada tahun 2011 karena mencairnya lapisan es. Hal itu tidak akan berhenti. Semakin lama pembatasan produksi gas rumah kaca, pencairan dan naiknya permukaan air laut akan terus berlanjut," ujar Dr. Martin Sommerkorn, ahli iklim dari WWF.
sumber : techno.okezone.com
No comments:
Post a Comment